Pulau Run di Kepulauan Banda, Pulau Kecil Yang Ditukar-gulingkan Inggris Dengan Manhattan

Pulau Run yang merupakan bagian dari Kepulauan Banda, terlupakan khalayak dunia. Padahal pulau mungil ini telah mengubah sejarah dunia.


Pulau Run di Kepulauan Banda, adalah tempat dimana sejarah menjadi sebuah legenda, dimana kapal-kapal tradisional masih berlayar melewati gunung api aktif dan pulau-pulau terlupakan yang pernah mengubah dunia.

Artikel berjudul asli The tiny island the British traded for Manhattan oleh Diane Selkirk ini dapat Anda baca dalam bahasa Inggris di BBC Travel.

Foto utama oleh: ramatoursholland 

Kami berlayar menembus Laut Arafura setelah melintasi Laut Timor dan Laut Sawu. Sesaat lagi kami berada di Laut Flores dan memasuki Laut Banda, kawasan yang menampung Banda — kepulauan yang terdiri dari 11 pulau di Indonesia timur.

Beberapa abad lalu, kawasan ini dikenal kaum pedagang Arab sebagai Tujuh Samudera—daerah perairan menawan di ujung dunia yang udaranya beraroma rempah. Pelaut yang berlayar di kawasan ini berarti telah jauh mengarungi kawasan Eropa nan dingin dan kelabu. Jika memakai peta laut kuno, pelaut di perairan ini sudah mencapai 'ranah mistis tempat bermukim para naga'.

Sejatinya ada lebih dari tujuh samudera di kawasan ini, bahkan mendekati 100. Namun, memang, perairan di sini terasa berbeda.

Bukan hanya udaranya yang beraroma cengkeh dan para nelayan yang menumpang kapal dengan rancangan khas. Di sinilah sejarah terjadi, tempat di mana kapal-kapal tradisional melewati gunung berapi dan pulau terlupakan yang pernah mengubah dunia.

Di atas geladak, kami menyaksikan beragam perahu melintasi laut selagi suara azan subuh disahutkan dari masjid-masjid di pesisir.

Dua nelayan tiba-tiba muncul dari lambung kapal dan mengucapkan selamat pagi sembari memberikan beberapa pisang.

Setelah berbasa-basi (bertanya nama kami, dari mana kami berasal, sudah ke mana saja, ke mana kami menuju), tatapan mereka mengarah ke kapal kami. Suami saya, Evan, berupaya menjelaskan sebisanya segala tetek-bengek mengenai kapal catamaran sepanjang 12 meter yang kami tumpangi, seperti cara pembuatannya dan bahan yang digunakan.

Jawaban yang mereka cari sebagian besar didapatkan dengan mengamati lambung kapal.

Mungkin pengamatan para nelayan ini serupa dengan cara seorang arsitek atau tukang bangunan mencermati sebuah gedung baru, yakni mencari hal-hal detil sehingga bisa menemukan korelasi antara rancang bangun dengan cuaca, lansekap, hingga budaya setempat.

Para pelaut dan nelayan yang membangun kapal kami sengaja merancangnya sedemikian rupa agar klop dengan tempat kami hidup.

Teluk Banda, Kepulauan Banda, Maluku
Photo by @pacebrewok
Di Indonesia, tempat di mana laut merupakan jalur transportasi antara lebih dari 17.000 pulau, perahu dan kapal memberikan petunjuk tentang laut dan orang-orang yang menghuninya. Ukuran ruangan di kapal menjelaskan bagaimana para nelayan di Indonesia memanfaatkan kayu dan jarang melaut terlalu jauh.

Kapal nelayan yang sempit dan panjang amat pas untuk meluncur dari pantai dan bisa menembus ombak dengan mulus.

Akan tetapi, di antara kapal-kapal nelayan Indonesia, kapal pinisi yang paling memukau. Seperti kapal dan perahu yang kami lihat, pinisi dibuat secara tradisional. Lambungnya dipahat dengan tangan, pasaknya terbuat dari kayu, dan celah-celahnya diisi kapas.

Yang menarik, kapal bertiang dua ini meminjam rancangan, rincian, dan namanya dari kapal pinnace Belanda—kapal pertama yang sampai di Laut Banda pada musim semi 1599 lampau.

Bersama Portugis, Inggris, dan Spanyol, Belanda terlibat persaingan menemukan pulau rempah guna menguasai perdagangan rempah. Kala itu, cengkeh dan pala teramat mahal dan semua orang ingin memangkas keuntungan para pedagang Arab dan Asia yang merahasiakan lokasi Banda.

Ketika Belanda akhirnya menemukan Banda, mereka berupaya melindungi rempah-rempah dengan membentuk perusahaan VOC. Dengan taktik brutal, termasuk membantai semua penduduk asli Banda, mereka menguasai perkebunan pala—rempah yang berguna tidak hanya untuk bumbu masakan tapi juga diyakini sebagai obat berbagai penyakit seperti wabah pes.



Saat itu, pala hanya tumbuh di Kepulauan Banda. Kombinasi keterpencilan lokasi dan iklim yang spesifik membuat harga pala luar biasa mahal. Sekadar informasi, pala hanya tumbuh dalam kondisi spesifik: tanah subur dan lumayan kering di tengah iklim tropis yang kerap diguyur hujan. Kalaupun cuaca dan tanahnya bagus, buah pala baru muncul setelah tujuh hingga sembilan tahun.

Untuk memanennya pun perlu banyak pekerja yang memetik buah satu per satu dan melepaskan lapisan terluar. Setelah mengupas buahnya yang lunak secara hati-hati, bijinya harus dikeringkan dan cangkangnya mesti diretakkan.

Setelah penduduk di sekitar dijadikan budak, VOC memonopoli perdagangan rempah. Bagaimanapun ada satu hal yang menjadi penghalang. Pada 1616, Inggris berhasil menguasai salah satu pulau di Banda, bernama Pulau Run yang panjangnya 3,2 kilometer dan lebar satu kilometer. Di sinilah Inggris membuat koloni pertama dan membentuk English East India Company sekaligus mencanangkan kolonialisme Inggris.

English East India Company hanya mampu mempertahankan Run dari serangan Belanda selama empat tahun. Meski demikian, Inggris tidak serta-merta melepaskan pulau tersebut.

Pada 1664, sebagai aksi balas dendam, empat kapal fregat Inggris dikirim melintasi Samudera Atlantik untuk merebut wilayah yang disebut Belanda sebagai New Amsterdam. Wilayah berpenduduk 2.000 orang di ujung selatan Pulau Manhattan itu dapat direbut dengan cepat.

Baca Juga:
Pala Banda: Berkah, Malapetaka, Keserakahan, Kejayaan dan Pembentukan Generasi Baru Banda 
'Jalur Rempah Maritim' Pameran Tunggal Perupa Hanafi di New York
Majalah Peluang: Banda Neira Pusaran Sengketa Kolonial & Pembiaran Era Merdeka

Kemudian, pada 1677, kedua negara menggelar kesepakatan. Pulau Run, yang dikuasai Inggris, diserahkan ke Belanda. Adapun New Amsterdam, yang dikuasai Belanda, diserahkan ke Inggris. Oleh penjajah Inggris, New Amsterdam diubah namanya menjadi New York.

Melompat ke 2017, penduduk Banda telah menguasai kembali 11 pulau mereka dan kekayaan rempah di dalamnya. Tanda-tanda bahwa Belanda dan Inggris pernah berkuasa di sana tidak banyak terlihat, kecuali sisa benteng VOC, gaya arsitektur rumah-rumah, dan bentuk kapal pinisi.

Dahulu kala, kapal seperti ini merupakan moda transportasi andalan penduduk Indonesia, walau pernah juga digunakan sebagai wahana pembajakan kapal-kapal Eropa. Kini, banyak kapal pinisi yang dipasangi kabin-kabin nyaman untuk mengantarkan turis berkeliling Indonesia.

Kami pertama kali menyaksikan sebuah kapal pinisi ketika kapal tersebut berlayar dekat Pulau Alor. Tatkala membuang sauh, kapal itu tampak sudah mengarungi masa lalu—terlepas dari para penumpangnya yang memakai peralatan lengkap menyelam. Tak lama setelah para penumpang kapal pinisi itu terjun ke laut, kami menyusul.

Dive Site Lava Flow, Kepulauan Banda, Maluku
Photo by @dwilaisono
Saya amat kagum dengan aneka warga dan keanekaragaman hayati di antara terumbu. Di depan mata saya sekumpulan ikan, penyu, dan hiu berenang melenggang. Saya sempat tertegun cukup lama menyaksikan lobster, ketika menjumpai perangkap ikan yang terbuat dari bambu. Rasanya benda itu cocok berada di Museum Arkeologi.

Saat saya muncul kembai ke permukaan, sekelompok nelayan memandangi kami dari perahu cadik di samping kapal pinisi. Saya pikir mereka datang dari masa lampau.

Malam itu, selagi saya menatap kapal pinisi memecah ombak, saya bertanya-tanya dalam hati apa yang terjadi jika Inggris tidak menukar Pulau Run dengan New York. Namun, seiring dengan munculnya kelap-kelip bintang di angkasa, saya menyadari itu bukanlah soal. Saat itu, dunia sedang menyajikan pertunjukan yang sayang dilewatkan.

Bergabung bersama kami dengan menyukai halaman Facebook Visit Banda Naira, atau ikuti kami di Twitter Visit Banda Naira dan Instagram Visit Banda Naira. Jangan lupa juga berlangganan di Channel Youtube Visit Banda Naira untuk menonton video-video kami.

Jika Anda menyukai artikel-artikel dari website kami ini, ayo daftarkan email anda untuk mendapatkan email pemberitahuan setiap kali kami mempublikasikan artikel baru. Klik di sini untuk mendaftar email berlangganan Visit Banda Naira.

COMMENTS

loading...
Name

Artikel,20,Banda Islands,5,Banda Naira,7,Banda Neira,7,Benteng,4,Berita,1,buzz,1,Film,1,fotografi,1,Kepulauan Banda,4,Nieuws,3,Nieuws Pendidikan,1,Perjanjian Breda,2,Pulau Run,2,Run Manhattan,2,Sejarah,6,Tips,2,Treaty of Breda,2,Video,1,Wisata,14,Wisata Bahari,7,Wisata Budaya,1,Wisata Sejarah,4,Wisata Selam,6,
ltr
item
Visit Banda Naira: Pulau Run di Kepulauan Banda, Pulau Kecil Yang Ditukar-gulingkan Inggris Dengan Manhattan
Pulau Run di Kepulauan Banda, Pulau Kecil Yang Ditukar-gulingkan Inggris Dengan Manhattan
Pulau Run yang merupakan bagian dari Kepulauan Banda, terlupakan khalayak dunia. Padahal pulau mungil ini telah mengubah sejarah dunia.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXAh4oraF-dW_ZWzp_9W8kVgJx-jzQ5zZjp9OJV0uacydJYtPx3q6UkJiUXRzjie2eGTOsx23eTCuEspMxXi2a4ekluOgLo_CAzBp6H8n4Voqfd2FaR-IBxnyw1xuafum0_17mnWY4TRo/s320/Pulau+Run+Kepulauan+Banda.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXAh4oraF-dW_ZWzp_9W8kVgJx-jzQ5zZjp9OJV0uacydJYtPx3q6UkJiUXRzjie2eGTOsx23eTCuEspMxXi2a4ekluOgLo_CAzBp6H8n4Voqfd2FaR-IBxnyw1xuafum0_17mnWY4TRo/s72-c/Pulau+Run+Kepulauan+Banda.jpg
Visit Banda Naira
https://www.bandanaira.net/2017/10/pulau-run-kepulauan-banda-yang-ditukar-gulingkan-inggris-dengan-manhattan.html
https://www.bandanaira.net/
https://www.bandanaira.net/
https://www.bandanaira.net/2017/10/pulau-run-kepulauan-banda-yang-ditukar-gulingkan-inggris-dengan-manhattan.html
true
7607241972246855887
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content