Selama 10 tahun 7 bulan di Banda Neira, Iwa mempelajari bahasa Arab dan memperdalam ilmu agama Islam dari sahabatnya, Syekh Abdullah bin Abdurakhman
Iwa Kusumasumantri lahir pada tanggal 31 Mei 1899 dan wafat pada tanggal 27 November 1971 dalam usia 72 tahun. Iwa Kusumasumantri merupakan politikus, ahli hukum, dan menteri pada zaman pemerintahan Soekarno.
Iwa Kusumasumantri merupakan putra sulung dari keluarga Raden Wiramantri, Kepala Sekolah Rendah yang kemudian menjadi Penilik Sekolah (School Opziener) di Ciamis. Pendidikannya dimulai dari Eerste Klasse School (Sekolah Kelas Satu) pada tahun 1910 di Ciamis, kemudian dilanjutkan ke Hollandsch Inlandsche School (HIS).
Pada tahun1916 Iwa masuk Sekolah Menengah Hukum (Recht School) di Batavia dan aktif dalam organisasi pemuda Tri Koro Darmo. Lima tahun kemudian, Iwa menyelesaikan sekolah hukumnya dan bekerja pada kantor pengadilan negeri di Bandung, Surabaya, dan Jakarta.
Pada tahun1922 Iwa melanjutkan studinya ke Fakultas Hukum Universitas Leiden di Belanda. Di Belanda, Iwa terlibat dalam Indische Vereeniging, organisasi mahasiswa Indonesia di Belanda yang kemudian berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Iwa lulus dari Universitas Leiden pada tahun 1925.
Pada tahun 1927 Iwa kembali ke Indonesia dan membuka kantor pengacara di Medan. Di sana, Iwa menerbitkan surat kabar Matahari Indonesia dan sering memuat tulisan mengkritik dan menentang Belanda. Oleh karena tulisannya itu, Iwa dibuang ke Banda Neira. Selama 10 tahun 7 bulan di Banda Neira, Iwa mempelajari bahasa Arab dan memperdalam ilmu agama Islam dari sahabatnya, Syekh Abdullah bin Abdurakhman.
Ketika Jepang mulai melakukan operasi pembersihan terhadap intelektual Indonesia di luar Jawa, Iwa berusaha pindah ke Jawa. Di Jakarta, Iwa bekerja sebagai advokat bersama Mr A.A. Maramis, pemimpin pergerakan nasional. Iwa juga mengajar Hukum Internasional kepada para pemuda di Asrama Indonesia Merdeka.
Menjelang proklamasi kemerdekaan, Iwa menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan mempunyai peranan penting dalam penyusunan teks proklamasi. Atas usulnya, kata ”maklumat” dalam teks proklamasi diganti ”proklamasi”. Pada tahun 1945 Iwa diangkat menjadi Menteri Sosial pada Kabinet Presidensial. Akan tetapi, Iwa sempat ditahan karena didakwa terlibat dalam Peristiwa 3 Juli 1946 bersama dengan Mohammad Yamin, dan Tan Malaka.
Pada tahun 1953 Iwa bergabung dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo I (1953–1955) sebagai Menteri Pertahanan. Selanjutnya, pada tahun 1957 Iwa menjadi rektor Universitas Padjadjaran Bandung, dan pada tahun 1961 menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung.
Iwa Kusumasumantri mengakhiri kariernya di pemerintahan dengan menjabat sebagai Menteri Negara pada Kabinet Kerja IV (1963–1964). Masa pensiunnya dihabiskan dengan menjadi ketua Badan Penelitian Sejarah Indonesia dan aktif menerbitkan beberapa buku.
COMMENTS